“ Se…….lamat tinggal kasih ,sampai kita jumpa lagi
aku pergi takkan lama hanya sekejab saja
Penggalan lirik lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi tampan Ello ini menceritakan tentang perpisahan sepasang kekasih yang dipisahkan oleh ruang dan waktu namun suatu saat mereka akan bertemu kembali di saat yang telah di tentukan, Dalam masa perpisahan mereka harus berjuang keras, bersabar , dan saling menunggu.
Hal ini bisa dianalogikan dengan masalah regionalisasi di IPDN , yakni Muda Praja angkatan XXI yang terdiri dari 1500 orang yang menjalin ikatan persahabatan , persaudaraan, dan bahkan ikatan kasih sayang yang harus terpisahkan oleh sebuah kebijakan regionalisasi baik di Kampus Pekanbaru, Bukittinggi, Makasar, Manado, Mataram, Pontianak , serta yang akan menyusul kampus papua pada bulan September nanti. Dengan sistem KSK ( Kumpul Sebar Kumpul ) yang telah dijanjikan diawal pencetusan regionalisasi ini dapat membuat perasaaan lega bagi para praja yang akan saling berpisah, sebab mereka akan memiliki keyakinan akan bertemu kembali.
Pada saat pengumuman Regional Di Balai Rudini tepatnya 15 Maret 2001 , isak tangis terdengar dimana – mana, motivasi terlontar ke berbagai arah , serta keramaian tak terkendali terjadi di sudut – sudut ruanga. Betapa sedih berpisah dengan sahabat, walau perjumpaannya belum cukup setahun , namum tetap akan larut dalam kesedihan.” Perpisahan awal dari pertemuan “.
Ada 2 hal yang menjadi alasan mengapa praja bersedih dari peristiwa perpisahan saat tu :
1. Muda Praja XXI benar – benar menagis karena berpisah dengan rekan – rekannya.
2. Muda Praja XXI menangis karena merasa hanya Kampus Jatinangorlah yang terbaik dan takut untuk melanjutkan pendidikan di kampus regional.
Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan terhadap 15 orang praja,berbagai tanggapan terlontar mengenai 2 point alasan diatas yang kami ajukan kepada mereka dari 15 orang pada saat itu , 10 orang memilih point pertama, 3 orang memilih point kedua, dan 2 orang memilih keduanya.
Permasalahan disini adalah bukan terletak pada kuantitas pemilih namun mengapa ada yang memilih point kedua untuk takut melanjutkan pendidikan di kampus regional. Mindset inilah yang berusaha saya ubah bahwa kampus regional tidak seburuk yang kita bayangkan , sebagai penggambaran saya akan mengambil salah satu kampus Regional dengan mendeskripsikan beberapa hal yang berkaitan dengan kampus tersebut.
Kampus regional Bukittinggi yang spesifikasi lokasinya adalah di Jln. Raya Bukittinggi – Payakumbuh KM 14, kecamatan Baso memiliki banyak keistimewaan bahkan terdapat point – point yang dari kampus pusat Jatinangor . Kadaan Kampus Regional Bukittinggi ini bisa kita lihat dari beberapa sudut , baik dari fasilitas yang dimilikinya, berjalannya proses jarlatsuh, keadaan lingkungan, culture dan budaya masyarakat setempat, serta berbagai jenis kegiatan yang dilakukan dalam perwujudan visi dan misi adanya Regional Bukittinggi ini. Adapun Visi dan Misi IPDN Kampus Bukittinggi adalah :
VISI
“Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan yang terpercaya mengemban tugas pengembangan ilmu, pembentukan prilaku kepamongan dan penyedia kader pemerintahan yang terampil”
MISI
- Mensenergikan kekuatan civitas akademika Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
- Mengembangkan kurikulum berbasis Pengajaran, Pelatihan , Pengasuhan (Jar-Lat_suh).
- Membangun jaringan kerjasama dengan berbagai kalangan yang mampu mendukung pengembangan kurikulum dan implementasinya.
- Melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, Dan Pengabdian Masyarakat).
- Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
- Memberdayakan praja sebagai subyek pendidikan dan aset nasional.
|
Untuk dibidang kemahasiswaan dan keprajaan metode yang digunakan disamakan dengan kampus pusat, terdiri dari subagian pengawasan dan subbagian pembinaan disiplin praja.Subbagian Pengawasan merupakan subbagian dari Bagian Pengasuhan yang mempunyai tugas melakukan urusan bimbingan dan pengawasan praja. Subbagian ini memfunyai fungsi pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terhadap Praja dan pemantauan dan evaluasi kegiatan Praja Subbagian Pembinaan Disiplin merupakan subbagian dari Bagian Pengasuhan yang mempunyai tugas melakukan pembinaan disiplin praja. Subbagian ini mempunyai fungsi pelaksanaan pembinaan disiplin praja.
Praja IPDN Kampus Bukittinggi telah menyelesaikan program akademik semester V untuk tingkat Nindya dan semester III untuk tingkat Madya. Sebanyak 202 orang Praja IPDN Kampus Bukittinggi yang terdiri dari Nindya Praja sebanyak 101 (seratus satu) orang dan Madya Praja sebanyak 101 (seratus satu) orang telah sukses melaksanakan ujian akhir semester V dan semester III pada tanggal 18 Januari 2011. Kegiatan lanjutan yang juga telah dilaksanakan Praja IPDN Kampus Bukittinggi berkaitan dengan penilaian akhir semester III dan V adalah kesamaptaan. Kegiatan kesamaptaan untuk Praja ditujukan untuk menguji dan mengontrol kebugaran Praja setiap 2 kali setahun. Rangkaian kegiatan kesamaptaan yang dimulai dengan kegiatan kesamaptaan jenis A yaitu Lari Marathon selama 12 menit dengan jarak tempuh rata-rata 2,4 Km. Kegiatan kesamaptaan B dalam bentuk Fullup, Situp, Pushup selama 60 (enampuluh) detik dan Shutlerun atau Lari Angka Delapan sebanyak 3 (tiga) kali putaran |
Praja IPDN Kampus Bukittinggi juga adalah bagian dari komunitas anak muda yang punya talenta dan kreativitas dalam bidang seni, olah raga maupun bidang lainnya. Dengan menyonsong semangat kebangsaan Praja IPDN Kampus Bukittinggi yang diwakili oleh Band Swarna Dwipa yang merupakan salah satu UKP (Unit Kegiatan Praja) Wahana Wyata Praja, pada hari sabtu, 26 Maret 2011 bertempat di Aula IPDN Kampus Bukittinggi melaksanakan festival Band lagu Perjuangan. Kegiatan festival band yang diikuti 5 kelompok band praja untuk memperebutkan 7 kategori yaitu: Vokalis terbaik, Gitaris terbaik, Drummer terbaik, Basses terbaik, Keyboard terbaik, Band terbaik dan Band terfavorit. Dewan juri dalam kegiatan yaitu: Kabag. TU IPDN Kampus Bukittinggi Drs. Baharuddin Pabba, M.Si, Widyaswara Pusdiklat Kemendagri Reg. Bukittinggi Drs. Bujang Saipar dan Bupati Praja. Para pemenang dari kegiatan ini menerima piagam dari Direktur yang diserahkan pada malam Inagurasi tanggal 27 Maret 2011. Dengan kegiatan ini juga membuktikan bahwa Praja IPDN Kampus Bukittinggi dengan segala keterbatasannya tetap mampu melaksanakan event kegiatan dalam rangka membangun kreativias sebagai generasi muda bangsa yang kreatif, inovatif dan berdedikasi tinggi |
Bagaimanakah tanggapan anda sekarang, kampus regional tidak lebih buruk dari kampus pusatkan, hal ini bisa kita liat dari program – program kegiatan yang dilakukan, ini baru sebagian kecil yang kami dari website Kampus IPDN Bukittinggi masih banyak program lain yang tak kalah menarik, dan hebatnya semuanya terlaksana dengan baik dan terprogram dengan perencanaan yang matang . Apalagi yang membuat anda ragu muda praja “ Apa masih mau menangis karena takut akan regionalisasi “ pikir ulang untuk hal itu.
by : MWP. Rizki Wulandari ( Majalah Abdi Praja Edisi ke 54 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar